TARI BALADEWA versi saya
TARI BALADEWA
PENDAHULUAN
Tari Baladewa adalah tari tunggal
putra yang berasal dari Banyumas. Biasa
ditarikan oleh penari putra, namun ini bisa dibawakan oleh penari putri.
Jenisnya adalah tari tunggal, namun bisa di bawakan secara massal. Tari ini adalah
jenis tari kepahlawanan.
Ø Sejarah
Baladewa dalam
kesenian wayang kulit Jawa.
Dalam pewayangan
Jawa, Baladewa adalah saudara Prabu Kresna. Prabu Baladewa
yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra
atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu
bernama Dewi Subadra atau Dewi Lara
Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga
mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Nyai
Sagopi, seorang swarawati keraton Mandura.
Prabu Baladewa yang
mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara,
menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi
Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia
memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
Baladewa berwatak
keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir
mempergunakan gada, sehingga Bima danDuryodana berguru kepadanya. Baladewa
mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya
pemberian Brahma. Ia juga mempunyai
kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal,
Baladewa adalah lawan daripada Kresna. Kresna
berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih.
Sebenarnya Baladewa
memihak Kurawa, maka dalam Kitab Jitabsara ketika ditulis skenarionya oleh para
dewa tentang Perang Baratayuda, Prabu Kresna tahu bahwa para dewa merencanakan
Baladewa akan ditandingkan dengan Raden Anantareja dan Baladewa mati. Ketika melihat
catatan itu Prabu Kresna ingin menyelamatkan Prabu Baladewa dan Raden
Anantareja agar tak ikut perang sebab kedua orang itu dianggap Prabu Kresna tak
punya urusan dalam perang Baratayuda. Prabu Kresna menyamar menjadi kumbang
lalu terbang dan menendang tinta yang dipakai dewa untuk menulis, tinta tumpah
dan menutupi kertas yang ada tulisan Anantarejo kemudian kumbang jelmaan Prabu
Kresna juga menyambar pena yang dipakai tuk menulis dan pena tersebut jatuh.
Akhirnya dalam Kitab Jitabsara yaitu kitab skenario perang Baratayuda yang
ditulis dewa tak ada tulisan Raden Anantareja dan Prabu Baladewa. Maka sebelum
perang Baratayuda Prabu Kresna membujuk Anantareja supaya bunuh diri dengan
cara menjilat telapak kakinya sendiri, akhirnya Raden Anantareja mati
sebagai tawur/tumbal kemenangan Pandawa. Prabu Kresna juga punya
siasat untuk mengasingkan agar Prabu Baladewa tidak mendengar dan menyaksikan
Perang Baratayuda yaitu dengan meminta Prabu Baladewa untuk bertapa di Grojogan
Sewu (Grojogan= Air Terjun, Sewu = Seribu)
dengan tujuan agar apabila terjadi perang Baratayuda, Baladewa tidak dapat
mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna
berjanji akan membangunkannya nanti Baratayuda terjadi, padahal keesokan hari
setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang
Baratayuda.
Ada yang mengatakan
Baladewa sebagai titisan naga sementara yang
lainnya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur
sangat panjang. Setelah selesai perangBaratayuda, Baladewa menjadi pamong dan
penasehat PrabuParikesit, raja negara Hastinapura setelah mangkatnya Prabu
Kalimataya atau Prabu Puntadewa. Ia bergelar Resi Balarama. Ia
matimoksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.
Ø Jenis
Tari Baladewa
Jenis tari ditinjau dari jumlah penarinya digolongkan menjadi tiga :
·
Tari tunggal
Tari tunggal adalah tari yang
dibawakan oleh satu orang penari
·
Tari berpasangan
Tari berpasangan adalah tari yang
dibawakan oleh dua orang penari
·
Tari kelompok
Tari kelompok adalah tari yang
dibawakan oleh dua orang atau lebih
Berdasarkan jenis tari diatas, tari baladewa
termasuk kedalam ketiga kelompok tari diatas.
Ø Ragam Gerak Tari Baladewa
·
Gerakan leher dan kepala
Dalam gerakan ini tarian baladewa
menggunakan gerakan pacak gulu, gedeg, ula nglangi, jiling, mbijik, banteng
nggambul.
·
Gerakan mata
Gerak mata juga menjadi pelengkap dari
sikap dan gerak kepala dalam mewujudkan keterpanaan pengungkapan bersama
anggota badan yang lain. Gerak sikap mata dapat kita saksikan pada tarian
tradisi seperti pada tarian baladewa.
·
Gerakan lambung
Sikap dan gerak lambung dapat
memperkuat kesan bentuk badan yang membesar. Gerak lambung yang kuat akan
menampakkan bahwa dada juga bergerak.
·
Gerakan tangan
Gerak tangan merupakan ciri yang
menonjol dari seni tari di Nusantara termasuk tari baladewa. Pada dunia barat
gerak tari lebih menonjolkan gerak kaki sebagai ekspresi ide tari. Adapun
contoh sikap atau bentuk tangan pada tari tradisi antara lain : nyekithing,
nyempurit, ngrayung, nraju, ngepel, ukel, baya mangap. Kita disini menggunakan
posisi tangan ngrayung.
·
Gerakan kaki
Gerakan kaki berperan penting dalam pelaksanaan
sikap dan gerak kaki juga bisa menambah keindahan sikap gerak seluruh tubuh.
Dasar sikap kaki yang utama pada tarian baladewa yaitu :
- Sikap telapak kaki
rapat kembar
- Sikap telapak kaki
rapat silang
- Sikap telapak kaki
renggang silang
- Sikap telapak kaki
rapat siku
- Sikap telapak kaki
renggang
Ø Tata Rias Dalam Tarian Baladewa
Tata
rias di dalam seni tari merupakan hal yang sangat penting, dan tata rias
merupakan hal yang paling peka di hadapan penonton, karena penonton sebelum
menikmati tarian selalu memperhatikan wajah penarinya baik untuk mengetahui
tokoh atau peran yang sedang dibawakan maupun untuk mengetahui siapa penarinya.
Fungsi tata rias antara lain untuk mengubah karakter pribadi menjadi
karakter tokoh yang sedang dibawakan dan khususnya untuk memperkuat ekspresi,
juga untuk menambah daya tarik penampilan.
Dalam membawakan pentas tari baladewa tata rias yang digunakan harus
lebih tebal karena adanya jarak antara pemain dan penonton sering agak
berjauhan, dan juga harus menyesuaikan karakter tokoh atau peran yang
dibawakan.
Tata rias yang digunakan dalam tari baladewa antara lain adalah sebagai
berikut :
·
Benges adalah bahan rias yang warnanya merah atau merah muda.Istilah ini
dipakai jika untuk mewarnai bibir (lipstick).
·
Boreh. bahan rias atau make up pada wayang wong atau tarian yang berwarna
kuning. Boreh ini sering juga disebut lulur, fungsinya biasanya untuk memberi
warna seluruh badan sehingga menjadi kuning.Menurut tradisi penari-penari harus
mempunyai warna kulit yang kuning.
·
Celak.bagian daripada kelopak mata yang diberi warna hitam, supaya mata
lebih kelihatan besar atau tajam.
·
Corekan. Rias muka setelah bagian muka diberi dasar, yaiu kumis, alis,
godhek dan lain sebagainya.
·
Gabahan.Rias bagian mata yang berpedoman dari wayang kulit bentuknya,
seperti butir padi.Peranan yang mempunyai bentuk mata seperti ini biasanya
karakter-karakter halus, seperti Arjuna, Kresna, Rama dan sebagainya.gabah
artinya ‘butir padi’.
·
Gincu.Bahan rias atau makeup yang warnanya merah atau merah muda, yang
digunakan untuk mewarnai bagian pipi supaya lebih kelihatan muda atau menonjol.
·
Halup-halup.Dasar rias muka, biasanya putih. Istilah ini sering dipakai
dalam cara merias Wayang Wong khususnya gaya Yogyakarta.
Ø Tata Busana Tari Baladewa
Pada awal mulanya busana atau pakaian
yang digunakan oleh para penari baladewa adalah pakaian yang dikenakan
sehari-hari. Namun dalam perkembangannya, pakaian atau busana yang dikenakan
dalam tarian baladewa disesuaikan dengan kebutuhan tariannya.
Fungsi busana dalam tarian baladewa
adalah untuk mendukung tema atau isi dari suatu tarian, dan untuk memperjelas
peranan-peranan dalam suatu sajian tari.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
penggunaan dalam busana tari adalah sebagai berikut :
·
Busana tari hendaknya enak dipakai
(etis) dan sedap dipandang oleh penonton.
·
Penggunaan busana selalu
mempertimbangkan isi/tema tari sehingga bisa menghadirkan suatu
kesatuan/keutuhan antara tari dan tata busananya.
·
Penataan busana hendaknya bisa
merangsang imajinasi penonton.
·
Desain busana harus mempertimbangkan
bentuk-bentuk gerak tarinya agar tidak mengganggu gerakan penari.
·
Keharmonisan dalam pemilihan atau
memperpadukan warna-warna sangat penting, terutama harus memperhatikan efeknya
terhadap tata cahaya.
Ø Desain Lantai/Pola Lantai Pada Tari Baladewa
Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui
atau dibuat oleh penari, bisa berupa garis lurus ataupun garis lengkung. Dari
kedua garis itu dapat dibuat berbagai macam bentuk garis atau lintasan dalam
area pentas, seperti garis zig-zag, diagonal, lingkaran, lengkung dsb
Desain lantai yang digunakan dalam tari baladewa
adalah desain lantai paralel, huruf M, lingkaran, diagonal kiri, zig-zag.
Ø Fungsi Tari
·
Sarana upacara adat
Manusia zaman prasejarah percaya terhadap aliran animisme (roh gaib),
dinamisme (benda yang mempunyai kekuatan) dan tetonisme (binatang yang dapat
mempengaruhi kehidupan).
·
Sarana
hiburan
Tari yang berfungsi sebagai hiburan dapat dikategorikan sebagai tari yang
bobot nilainya ringan. Tari sebagai hiburan yakni ditujukan untuk memeriahkan
suasana pesta.
·
Sarana Pendidikan
Berfungsi untuk mengembangkan kepekaan
estetis atau keindahan melalui kegiatan berapresiasi dan berkarya kreatif.
Ø
Deskripsi
Tari
·
Gerakan masuk :
Gerakan memutar sambil melakukan seblak berulang-ulang bersamaan dengan
langkah kaki.
·
Gerakan Penghubung :
Dimana badan leyeh kanan, diikuti dengan gerakkan tangan, kemudian
junjung tekuk kanan, kemudian letakan kaki kanan, hentakkan kaki kiri, kaki
kanan, kaki kiri, secara bergantian.
·
Gerakan 1 :
Gerakan nyembah (posisi nyembah) dengan gerakan kaki mulai jongkok
kemudian berdiri
·
Gerakan 2 :
Angkat kaki kanan, kemudian angkat kaki kiri (posisi kaki mbentang)
posisi tangan mengikuti gerakan kaki.
·
Gerakan 3 :
Tanjak Kanan, badan menghadap kanan. Kemudian membungkuk sambil
mengrayungkan tangan, pada saat posisi ini telapak tangan di bolak-balik.
Kemudian ndegek (tanjak kanan, menghadap kanan) dengan tangan ngrayung diatas
sambil dibolakbalik.
·
Gerakan 4 :
Gerakan yang diawali lompat 2x kekanan dengan kepala menghadap kiri,
tangan kiri ditekuk keatas, tangan kanan lurus kesamping, dan sebaliknya.
Dilakukan 2x.
·
Gerakan 5 :
Gerakan mengangkat kaki secara bergantian (berjalan di tempat), dengan di
ikuti gerakan tangan dan kepala, kemudian gerakan kaki seperti dipercepat dan
kepala menghadap 1 arah saat gerakan kaki dipercepat. Gerakan ini dilakukan 2x
dan pada gerakan kedua, pada gerakan yang dipercepat arah hadap kepala diganti
kearah yang berbeda dari gerakan yang pertama.
·
Gerakan 6 :
Melangkah 3 langkah kekanan dan pada langkah ke 4 (kaki kanan=tumpuan)
kaki kiri seperti di tendangkan kekiri, kemudian sebaliknya. Dilakukan 2x
·
Gerakan 7 :
Seperti gerakan masuk yaitu berputar, pada hitungan ke 8 (perubahan
iringan musik) posisi tangan seperti wayang, kemudian kepala seperti diajukan
kedepan. Dilakukan 2x
·
Gerakan 8 :
Gerakan tangan seperti diombakkan (tangan dibentangkan kemudian
diturunkan) berulangulang, kemudian pada hitungan ke 8 (perubahan iringan
musik) kembali melakukan gerakan yang disebut gerakan seperti wayang.
·
Gerakan 9 :
Menghadap kekiri kemudian mundur 3 langkah, langkah ke 4 (kaki kanan
tumpuan) kaki kiri diangkat dengan posisi tangan kanan di samping pinggang,
tangan kanan di atas paha didepan perut (tidak menyentuh) sambil mengangkat
kaki kiri dan tangan kiri bersamaan. Dilakukan sebanyak 4x.
Gerakan sama melainkan diperlambat dan tidak ada 3 langkah kebelakang.
Dilakukan sebanyak 4x
·
Gerakan 10 :
Gerakan yang diawali lompat 2x kekanan dengan kepala menghadap kiri,
tangan kiri ditekuk keatas, tangan kanan lurus kesamping, dan sebaliknya.
Dilakukan 2x.
·
Gerakan 11 :
Menghadap kanan kaki kanan di belakang mundur kebelakang (sambil
melompat) kemudian pindah kaki kiri menjadi dibelakang (mengadap kekiri),
junjung tekuk kanan. Letakan kaki kanan, maju kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri.
Kemudian sebaliknya.
·
Gerakan 12 :
Tangan kanan lurus kekanan sambil memegang sampur, tangan kiri menyentuh
paha sambil memegang sampur. Posisi kepala diajuk-ajukan kekanan dan kekiri.
Kemudian dilakukan sekalilagi.
·
Gerakan keluar : gerakan memutar
sambil melakukan seblak berulang-ulang bersamaan dengan langkah kaki.
Keterangan : Disetiap akan pindah ke gerak selanjutnya,
lakukanlah gerakan penghubung, kecuali pada gerakan 4 ke 5, gerakan 9 ke 10, dan gerakan 11 ke 12
Ø IRINGAN
Musik yang mengiringi Tari Baladewa
ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang
penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong,
kempul, dan gong.
Komentar